Umumnya orang tua pasti menginginkan nama yang terbaik buat anaknya. begitu juga Ayah dan Bunda. sejak hasil USG yang mengindikasikan jenis kelamin kamu laki-laki, ayah langsung tancap gas untuk berburu nama. mulai dari tanya-tanya kesana-kemari, baca buku, googling serta mix and match nama-nama yang sudah di inventarisir pastinya. ternyata kegiatan mencari nama itu sungguh menyenangkan. karena dari pencarian itu Ayah jadi dapat banyak pengetahuan tentang makna yang terkandung dalam sebuah nama. dari cari-cari nama itu pula Ayah mendapatkan banyak usul, masukan dan nasehat dalam memberikan nama yang baik kepada anak.
Nama yang baik akan selalu melekat pada empunya sepanjang hayatnya. memang, tidak ada jaminan bahwa nama yang baik semerta-merta (otomatis) akan menjadikan empunya baik pula. setidaknya, tidak secara langsung (ada proses lain yang mendukungnya). tapi nama yang baik adalah bentuk harapan dan doa luhur orang tua terhadap anaknya. Imam Ibnu Qoyim mengatakan, “Jarang kau dapati nama yang buruk kecuali melekat pada orang yang buruk pula. Dan Allah dengan hikmah yang terkandung dalam qadha dan qadarnya memberikan ilham kepada jiwa untuk menetapkan nama sesuai dengan yang punya”. dalam konteks ini sebuah nama bukan sekedar identitas seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Rasulullah saw : "ya rasulullah, apakah hak anakku terhadapku? Rasulullah menjawab, engkau berikan nama dan pendidikan yang baik, lalu engkau tempatkan ia di tempat yang baik pula" (HR. Abu dawud dan Ibnu Hibban)
Oke, sekarang tentang nama kamu. ternyata mencari nama itu gampang-gampang susah. kelihatannya memang gampang, tapi ketika dijalani ada susahnya juga. bukan susah karena tidak ada nama yang bagus, sebaliknya justru susah karena terlalu banyak pilihan nama yang bagus. cukup lama Ayah memilah-milah beberapa nama yang Ayah anggap bagus, tapi kemudian setelah dipikir-pikir ulang akhirnya ngga' jadi juga. bahkan nama kamu itu baru ayah putuskan dengan dengan mantab last minute beberapa saat sebelum kelahiran kamu.
Ide awal pencarian nama kamu itu dimulai dengan clue mencari nama yang baik (sesuai dengan ajaran Rasulullah dalam hadits diatas). Lalu Ayah mulai mencari di situs-situs yang menyediakan nama-nama yang baik dari berbagai bahasa, ada Arab, Inggris, Jawa, Yunani, Sansakerta dan lain-lain. awalnya nama yang menarik hati Ayah itu berasal dari bahasa rusia, seperti Sashenka (Pembela dan Penolong orang banyak), Pavel (mungil) dll. tapi setelah dipikir-pikir rasanya terlalu unik -atau aneh- menggunakan nama-nama seperti itu disini. lalu sempat terfikir juga untuk memberimu nama Rukhshan. Rukhshan itu berasal dari bahasa persia, artinya bisa terang, cemerlang atau bintang dan fajar. tadinya bahkan nama ini sudah ayah rangkai dengan kata lain, yaitu Rukhshan Atillah Murthadha. nama ini jadi calon nama paling lama Ayah pertahankan dan paling berat untuk tidak jadi digunakan. tapi pencarian terus berlangsung, masih banyak pilihan, dan masih banyak waktu untuk mencari yang terbaik dari nama-nama yang baik itu.
Di saat-saat pencarian nama ini, sesekali ada saja ide-ide iseng yang muncul dari orang-orang disekitar Ayah maupun dari Ayah sendiri. contohnya teman-teman kantor, sambil bercanda pada mengusulkan nama kamu sesuai dengan kata-kata yang akrab dalam pekerjaan sehari-hari, contohnya nama-nama perangkat jaringan telekomunikasi. ada yang usul namanya Alcatel-Lucent, Tellabs, Maipu, atau yang sudah dirangkai seperti Indra Cisco Putra, Omni Katalisman, bahkan BerTest, jarlok, transmisi juga diusulkan. dasar aneh!. sempat juga ide usil Ayah untuk memberikan nama ningrat dalam nama kamu. ningrat dalam pemahaman umumnya orang Indonesia adalah orang yang memiliki pertalian darah dengan raja-raja, orang terhormat dan memiliki kasta tertinggi dalam struktur masyarakat sosial. jujur saja setau Ayah sih kamu ngga ada keturunan raja, tapi namanya juga ide usil, ya dibuat-buat saja seolah darah yang mengalir dalam tubuhmu itu adalah "darah biru". tidak tanggung-tanggung, sekalian ayah kumpulkan seluruh gelar ningrat se-nusantara, nama yang berhasil ayah rangkai itu jadinya "Raden Mas Tengku Tubagus Andi Sutan Hadiningrat", Raden itu diambil dari nama ningrat kerajaan Jawa, Tengku dari ningrat Aceh, Tubagus itu berasal dari kerajaan Banten, Andi dari ningrat Bugis Makassar, Sutan dari Minangkabau dan Hadiningrat dari Jawa juga. nah lho!, Rasa-rasanya ngga bakalan ada orang yang sanggup memikul beban ningrat seberat nama itu. hehe..
Lalu dari mana Ayah mendapatkan nama Atilla Dhiyael Fajri?. ceritanya suatu hari ayah pernah ditemani bunda mencari nama dari kitab Fathurrahman. Fathurrahman itu semacam indeks kata-kata yang terdapat di dalam Al-Quran. Isinya seperti kamus, kata-katanya disusun berurutan sesuai dengan urutan hufuf Arab/hijaiyah (alif s/d ya). waktu itu baru saja buka indeks kata-kata berawalan alif, ketika sampai di kata "أت (Ati)" yang artinya memberi / datang / sampai. bunda tiba-tiba nyeletuk tertarik dengan nama Atillah (أت الله ). ayah pikir nama itu bagus juga, tapi harus ayah cari dulu maknanya yang tepat, susunan dan padanan kata lainnya yang pas dan kesesuaiannya dengan harapan Ayah dan Bunda.
Setelah dicari-cari, ternyata tidak ada kata spesifik أت الله di dalam Al-Quran. akan tetapi setidaknya ada dua kalimat di dalam Al-Quran yang menggunakan kata Ati. yang pertama "آتِ ذَا الْقُرْبَى" (QS. Al-Isra: 26 dan Ar-Rum: 38), artinya "berikanlah para kerabat". yang kedua, "آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا" (QS. Maryam:93), artinya "akan datang kepada Tuhan yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba". format kata dalam ayat yang kedua itu menarik buat Ayah. kata الرَّحْمَنِ itu merupakan sifat dariالله . jadi jika di sejajarkan bersama 2 kata tersebut, persis seperti Basmalah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ coba perhatikan 2 kata tersebut, dalam gramatikal bahasa arab (ilmu nahwu) itu disebut sifat-mausuf, artinya sebuah lafadz yang menunjuk pada kata sebelumnya untuk menunjukkan keadaannya / sifatnya. jadi kata Atillah (yang akan datang kepada Allah) itu sepadan dengan kata Atirrahman dalam surah Maryam ayat 93 diatas.
lho itu kan Atillah? lalu kenapa menjadi Atilla (tanpa "h" / Atillah)? sejujurnya tidak ada alasan yang jelas yang ayah siapkan untuk menjawab pertanyaan itu. anggap saja itu sebagai finishing. memudahkan dan membuat nama itu menjadi lebih catching. Umumnya orang-orang kita (indonesia) susah / malas melafalkan "h" di akhir kata. sebagai contoh, nama adik Ayah (Makyu & Makning) yaitu Fadhilah dan Istiqamah, tapi dipanggil dengan Padila dan istikoma. ya, itu saja alasannya.
Soal gramatikalnya sudah, sekarang soal makna. apa makna yang tersirat dari kata Atilla. sejak memantapkan Atilla sebagai nama kamu, terus terang orientasi ayah terhadap kamu sudah bergeser. jika sebelumnya, Ayah ingin kamu menjadi anak yang soleh, pinter, rajin, berbakti, sukses dll. sekarang lebih simpel, dan minus pengharapan duniawi yang macem-macem. Ayah cuma ingin kamu menjadi anak yang baik di hadapan Allah swt, karena Allah telah menitipkan kamu kepada kami dengan cara yang baik. agar pada saatnya nanti kamu akan kembali kepada Allah dengan kondisi yang baik dan mendapatkan tempat yang baik pula disisiNya. ini adalah harapan dan do'a yang tulus, yang Ayah sandarkan pada namamu. agar kelak kamu tidak terbebani dengan keharusan-keharusan yang lain; harus menjadi anak yang pintar, harus jadi anak yang sukses, harus turut perintah orang tua, dan keharusan-keharusan lainnya.
Lalu kemudian Ayah rangkai kata Atilla dengan kata Dhiyael Fajri (ضياء الفجر). seharusnya dua kata ini ditulis dengan "Dhiya el-Fajri", tapi ayah pikir kata Dhiya (berdiri tunggal) agak terkesan feminim (perempuan / Diah dll), jadi el (dalam tulisan arabnya alif-lam / ال ) ayah tarik ke kata Dhiya menjadi Dhiyael. Dhiya itu artinya cahaya atau sinar yang terang. jadi Dhiyael Fajri itu artinya cahaya diwaktu fajar (sebelum/ menjelang terbit mentari pagi). kenapa fajar? bukankah waktu lahir kamu jam 08.00 alias sudah lewat dari waktu fajar? memang banyak orang yang menggunakan kata Fajri untuk menunjukkan waktu lahirnya, contohnya saja Ayah yang diberikan nama fajri karena memang lahir di waktu fajar. tapi untuk nama kamu ini, tidak ada hubungannya dengan waktu kelahiran. ini murni tentang makna, bukan tentang waktu. fajar itu memberi banyak makna dalam Islam, contohnya dalam menentukan batas waktu sahur (puasa) dan sholat subuh.
Maka jadilah Atilla Dhiyael Fajri ( أت الله ضياء الفجر )sebuah nama yang indah dengan arti "yang akan datang kepada Allah seperti cahaya sebelum mentari (fajar)".
Di dalam Al-Quran surah Al-baqarah ayat 187 Allah berfirman menggambarkan tentang fajar "dan makan-minumlah (sahur) hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar". fajar dalam ayat ini dianalogikan seperti benang putih. putih adalah pengumpamaan cahaya fajar yang muncul membelah kegelapan (malam). warna putih juga memiliki konotasi yang baik, bersih, rapih dan murni. Ayah betul-betul sadar bahwa kamu hanyalah titipanNya dan suatu saat akan dikembalikan kepadaNya. entah siapa diantara kita yang akan duluan menghadapNya, yang jelas itu adalah sebuah kepastian. do'a yang senantiasa Ayah titipkan dengan nama ini, semoga kelak kamu akan datang kepadaNya seperti orang-orang yang digambarkan dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 107 : "dan adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka meraka berada di dalam rahmat Allah, mereka kekal abadi di dalamnya". amin.
Nama yang baik akan selalu melekat pada empunya sepanjang hayatnya. memang, tidak ada jaminan bahwa nama yang baik semerta-merta (otomatis) akan menjadikan empunya baik pula. setidaknya, tidak secara langsung (ada proses lain yang mendukungnya). tapi nama yang baik adalah bentuk harapan dan doa luhur orang tua terhadap anaknya. Imam Ibnu Qoyim mengatakan, “Jarang kau dapati nama yang buruk kecuali melekat pada orang yang buruk pula. Dan Allah dengan hikmah yang terkandung dalam qadha dan qadarnya memberikan ilham kepada jiwa untuk menetapkan nama sesuai dengan yang punya”. dalam konteks ini sebuah nama bukan sekedar identitas seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Rasulullah saw : "ya rasulullah, apakah hak anakku terhadapku? Rasulullah menjawab, engkau berikan nama dan pendidikan yang baik, lalu engkau tempatkan ia di tempat yang baik pula" (HR. Abu dawud dan Ibnu Hibban)
Oke, sekarang tentang nama kamu. ternyata mencari nama itu gampang-gampang susah. kelihatannya memang gampang, tapi ketika dijalani ada susahnya juga. bukan susah karena tidak ada nama yang bagus, sebaliknya justru susah karena terlalu banyak pilihan nama yang bagus. cukup lama Ayah memilah-milah beberapa nama yang Ayah anggap bagus, tapi kemudian setelah dipikir-pikir ulang akhirnya ngga' jadi juga. bahkan nama kamu itu baru ayah putuskan dengan dengan mantab last minute beberapa saat sebelum kelahiran kamu.
Ide awal pencarian nama kamu itu dimulai dengan clue mencari nama yang baik (sesuai dengan ajaran Rasulullah dalam hadits diatas). Lalu Ayah mulai mencari di situs-situs yang menyediakan nama-nama yang baik dari berbagai bahasa, ada Arab, Inggris, Jawa, Yunani, Sansakerta dan lain-lain. awalnya nama yang menarik hati Ayah itu berasal dari bahasa rusia, seperti Sashenka (Pembela dan Penolong orang banyak), Pavel (mungil) dll. tapi setelah dipikir-pikir rasanya terlalu unik -atau aneh- menggunakan nama-nama seperti itu disini. lalu sempat terfikir juga untuk memberimu nama Rukhshan. Rukhshan itu berasal dari bahasa persia, artinya bisa terang, cemerlang atau bintang dan fajar. tadinya bahkan nama ini sudah ayah rangkai dengan kata lain, yaitu Rukhshan Atillah Murthadha. nama ini jadi calon nama paling lama Ayah pertahankan dan paling berat untuk tidak jadi digunakan. tapi pencarian terus berlangsung, masih banyak pilihan, dan masih banyak waktu untuk mencari yang terbaik dari nama-nama yang baik itu.
Di saat-saat pencarian nama ini, sesekali ada saja ide-ide iseng yang muncul dari orang-orang disekitar Ayah maupun dari Ayah sendiri. contohnya teman-teman kantor, sambil bercanda pada mengusulkan nama kamu sesuai dengan kata-kata yang akrab dalam pekerjaan sehari-hari, contohnya nama-nama perangkat jaringan telekomunikasi. ada yang usul namanya Alcatel-Lucent, Tellabs, Maipu, atau yang sudah dirangkai seperti Indra Cisco Putra, Omni Katalisman, bahkan BerTest, jarlok, transmisi juga diusulkan. dasar aneh!. sempat juga ide usil Ayah untuk memberikan nama ningrat dalam nama kamu. ningrat dalam pemahaman umumnya orang Indonesia adalah orang yang memiliki pertalian darah dengan raja-raja, orang terhormat dan memiliki kasta tertinggi dalam struktur masyarakat sosial. jujur saja setau Ayah sih kamu ngga ada keturunan raja, tapi namanya juga ide usil, ya dibuat-buat saja seolah darah yang mengalir dalam tubuhmu itu adalah "darah biru". tidak tanggung-tanggung, sekalian ayah kumpulkan seluruh gelar ningrat se-nusantara, nama yang berhasil ayah rangkai itu jadinya "Raden Mas Tengku Tubagus Andi Sutan Hadiningrat", Raden itu diambil dari nama ningrat kerajaan Jawa, Tengku dari ningrat Aceh, Tubagus itu berasal dari kerajaan Banten, Andi dari ningrat Bugis Makassar, Sutan dari Minangkabau dan Hadiningrat dari Jawa juga. nah lho!, Rasa-rasanya ngga bakalan ada orang yang sanggup memikul beban ningrat seberat nama itu. hehe..
Lalu dari mana Ayah mendapatkan nama Atilla Dhiyael Fajri?. ceritanya suatu hari ayah pernah ditemani bunda mencari nama dari kitab Fathurrahman. Fathurrahman itu semacam indeks kata-kata yang terdapat di dalam Al-Quran. Isinya seperti kamus, kata-katanya disusun berurutan sesuai dengan urutan hufuf Arab/hijaiyah (alif s/d ya). waktu itu baru saja buka indeks kata-kata berawalan alif, ketika sampai di kata "أت (Ati)" yang artinya memberi / datang / sampai. bunda tiba-tiba nyeletuk tertarik dengan nama Atillah (أت الله ). ayah pikir nama itu bagus juga, tapi harus ayah cari dulu maknanya yang tepat, susunan dan padanan kata lainnya yang pas dan kesesuaiannya dengan harapan Ayah dan Bunda.
Setelah dicari-cari, ternyata tidak ada kata spesifik أت الله di dalam Al-Quran. akan tetapi setidaknya ada dua kalimat di dalam Al-Quran yang menggunakan kata Ati. yang pertama "آتِ ذَا الْقُرْبَى" (QS. Al-Isra: 26 dan Ar-Rum: 38), artinya "berikanlah para kerabat". yang kedua, "آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا" (QS. Maryam:93), artinya "akan datang kepada Tuhan yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba". format kata dalam ayat yang kedua itu menarik buat Ayah. kata الرَّحْمَنِ itu merupakan sifat dariالله . jadi jika di sejajarkan bersama 2 kata tersebut, persis seperti Basmalah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ coba perhatikan 2 kata tersebut, dalam gramatikal bahasa arab (ilmu nahwu) itu disebut sifat-mausuf, artinya sebuah lafadz yang menunjuk pada kata sebelumnya untuk menunjukkan keadaannya / sifatnya. jadi kata Atillah (yang akan datang kepada Allah) itu sepadan dengan kata Atirrahman dalam surah Maryam ayat 93 diatas.
lho itu kan Atillah? lalu kenapa menjadi Atilla (tanpa "h" / Atillah)? sejujurnya tidak ada alasan yang jelas yang ayah siapkan untuk menjawab pertanyaan itu. anggap saja itu sebagai finishing. memudahkan dan membuat nama itu menjadi lebih catching. Umumnya orang-orang kita (indonesia) susah / malas melafalkan "h" di akhir kata. sebagai contoh, nama adik Ayah (Makyu & Makning) yaitu Fadhilah dan Istiqamah, tapi dipanggil dengan Padila dan istikoma. ya, itu saja alasannya.
Soal gramatikalnya sudah, sekarang soal makna. apa makna yang tersirat dari kata Atilla. sejak memantapkan Atilla sebagai nama kamu, terus terang orientasi ayah terhadap kamu sudah bergeser. jika sebelumnya, Ayah ingin kamu menjadi anak yang soleh, pinter, rajin, berbakti, sukses dll. sekarang lebih simpel, dan minus pengharapan duniawi yang macem-macem. Ayah cuma ingin kamu menjadi anak yang baik di hadapan Allah swt, karena Allah telah menitipkan kamu kepada kami dengan cara yang baik. agar pada saatnya nanti kamu akan kembali kepada Allah dengan kondisi yang baik dan mendapatkan tempat yang baik pula disisiNya. ini adalah harapan dan do'a yang tulus, yang Ayah sandarkan pada namamu. agar kelak kamu tidak terbebani dengan keharusan-keharusan yang lain; harus menjadi anak yang pintar, harus jadi anak yang sukses, harus turut perintah orang tua, dan keharusan-keharusan lainnya.
Lalu kemudian Ayah rangkai kata Atilla dengan kata Dhiyael Fajri (ضياء الفجر). seharusnya dua kata ini ditulis dengan "Dhiya el-Fajri", tapi ayah pikir kata Dhiya (berdiri tunggal) agak terkesan feminim (perempuan / Diah dll), jadi el (dalam tulisan arabnya alif-lam / ال ) ayah tarik ke kata Dhiya menjadi Dhiyael. Dhiya itu artinya cahaya atau sinar yang terang. jadi Dhiyael Fajri itu artinya cahaya diwaktu fajar (sebelum/ menjelang terbit mentari pagi). kenapa fajar? bukankah waktu lahir kamu jam 08.00 alias sudah lewat dari waktu fajar? memang banyak orang yang menggunakan kata Fajri untuk menunjukkan waktu lahirnya, contohnya saja Ayah yang diberikan nama fajri karena memang lahir di waktu fajar. tapi untuk nama kamu ini, tidak ada hubungannya dengan waktu kelahiran. ini murni tentang makna, bukan tentang waktu. fajar itu memberi banyak makna dalam Islam, contohnya dalam menentukan batas waktu sahur (puasa) dan sholat subuh.
Maka jadilah Atilla Dhiyael Fajri ( أت الله ضياء الفجر )sebuah nama yang indah dengan arti "yang akan datang kepada Allah seperti cahaya sebelum mentari (fajar)".
Di dalam Al-Quran surah Al-baqarah ayat 187 Allah berfirman menggambarkan tentang fajar "dan makan-minumlah (sahur) hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar". fajar dalam ayat ini dianalogikan seperti benang putih. putih adalah pengumpamaan cahaya fajar yang muncul membelah kegelapan (malam). warna putih juga memiliki konotasi yang baik, bersih, rapih dan murni. Ayah betul-betul sadar bahwa kamu hanyalah titipanNya dan suatu saat akan dikembalikan kepadaNya. entah siapa diantara kita yang akan duluan menghadapNya, yang jelas itu adalah sebuah kepastian. do'a yang senantiasa Ayah titipkan dengan nama ini, semoga kelak kamu akan datang kepadaNya seperti orang-orang yang digambarkan dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 107 : "dan adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka meraka berada di dalam rahmat Allah, mereka kekal abadi di dalamnya". amin.
02.02 |
Category: |
3
komentar