Seminggu setelah Atilla lahir, Ayah mulai masuk kerja lagi karena waktu cuti Ayah sudah habis. sebetulnya terbesit rasa enggan untuk meninggalkan kamu dirumah. jika bisa memilih, rasanya ingin selalu bersama kamu. bercanda bersama, menggendong, berbicara dan menidurkan kamu. tapi Ayah sadar akan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. sebab itu ayah tidak terlalu risau karena tau bahwa memang inilah yang harus Ayah jalani, yaitu mencari nafkan untuk keluarga. ditambah lagi karena selama ini Bunda selalu ada dirumah untuk menemani dan menjaga Atilla, Ayah tenang deh ninggalin kamu.
Tapi ceritanya menjadi berbeda ketika Bunda yang mulai masuk kerja. Bunda cuti melahirkan +-2.5 bulan. karena bertepatan dengan liburan sekolah, bunda juga liburnya nambah sekitar 2 minggu. hari pertama bunda mulai kerja adalah hari dimana Ayah merasa sangat sedih sekali. Bunda juga pasti merasakan hal yang sama. sedih karena meninggalkan Atilla dirumah tanpa ada Ayah atau Bunda disisi Atilla. walaupun ada Ati atau Odung di rumah yang menjaga kamu, tetap saja sedih itu benar-benar terasa. rasanya itu campur aduk antara perasaan sedih, rasa takut dan bersalah.
Sedih karena setiap hari harus meninggalkan kamu dirumah. pagi hari, seringkali ketika kamu masih diselimuti mimpi Ayah sudah harus pergi ke kantor. pulang dari kantor sampai dirumah sudah menjelang malam. terkadang kamu juga sudah tidur. kita hanya sempat bertatap muka ketika kamu terbangun tengah malam, itu pun jika ayah juga terbangun. ketika bunda selalu ada disisi kamu tidak jadi masalah, tapi ketika bunda juga sudah mulai kerja dan harus meninggalkan kamu maka beban batin ini kian terasa. sungguh Ayah takut jika tidak mampu memberikan perhatian yang cukup kepada kamu. takut jika kamu tumbuh menjadi anak yang kurang merasakan kasih sayang. takut jika kamu tidak mendapatkan nilai-nilai dan bimbingan yang seharusnya kamu dapatkan.
Seandainya kondisi ekonomi keluarga lebih mapan, sejujurnya Ayah lebih senang jika Bunda tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja. menurut Ayah begitu idealnya. ayah yang mencari nafkah, sementara bunda mengurusi masalah rumah tangga. tapi ayah juga tidak mau hidup kita dikendalikan oleh ekonomi (duit). Ayah sempat terfikir untuk resign aja dari pekerjaan ayah sekarang dan memulai usaha sendiri. Ayah harus cari motivasi untuk hal yang satu ini. sampai saat ini Ayah baru terfikir saja untuk mencari pekerjaan lain yang bisa meluangkan banyak waktu untuk keluarga. entah itu menjadi pegawai lagi, atau berwira-swasta ngga masalah. yang penting jika waktu luang Ayah banyak, otomatis perhatian yang bisa Ayah berikan kepada kamu akan lebih banyak pula. tapi sampai saat ini belum terlaksana. do'ain ya sayang mudah-mudahan aja bisa terlaksana secepatnya. nanti jika pekerjaan tersebut sudah sedikit mapan, ayah pasti minta bunda untuk berhenti bekerja dan memberikan seluruh waktu dan perhatiannya untuk kamu.
Ayah sadar betul bahwa proses tumbuh kembang kamu saat ini pasti akan mempengaruhi kehidupan kamu dimasa yang akan datang. jika perkembangan kamu luput dari perhatian, arahan dan pendampingan Ayah Bunda, kelak kami pula-lah yang akan mengalami penyesalan yang mendalam. Sebab itu ayah ingin segera merubah keadaan ini. Ayah dan Bunda ingin memberikan perhatian lebih kepada kamu, ingin selalu mendampingi kamu, mengarahkan kamu, menanamkan nilai-nilai yang baik kepada kamu dan menikmati masa-masa perkembangan kamu. tapi untuk saat ini seolah-olah keadaan lebih berkuasa dan sangat memaksa. Ayah hampir tidak berdaya walaupun didalam hati sangat merana. terus berusaha, berdoa dan berharap saja yang bisa kita lakukan saat ini. Atilla harus ingat, tidak ada yang abadi di jagad raya yang fana ini kecuali Dia; Rabbul 'Alamin. begitu juga dengan keadaan, pasti tidak akan begini selamanya. suatu hari insya Allah kita akan menjalani kehidupan yang lebih baik. Amin
18.19 |
Category: |
0
komentar