Hari ke dua lebaran, setelah sholat subuh hati ini digelayuti perasaan bimbang. sebabnya adalah badan Atilla mendadak panas dan terlihat mulai ada gejala flu, sementara sesuai rencana, seharusnya sekitar dua jam lagi kita harus take off ke Jambi. wah posisi Ayah dan Bunda saat itu bener-bener bingung deh. mau berangkat tapi tidak tega, tapi mau dibatalkan juga belum yakin banget. akhirnya setelah memperhatikan dan menimbang-nimbang baik-buruknya, Ayah memutuskan untuk tetap jadi berangkat ke jambi.
Perjalanan pagi itu dari rumah menuju ke bandara jadi perjalanan tercepat dalam sejaran Ayah mengemudi. secara hari itu adalah hari sabtu dan hari kedua lebaran, jalanan jakarta masih sepi banget. orang-orang jakarta pada mudik. ditambah pagi itu kita memang berangkat ke bandara agak kesiangan, jadilah ayah kalap nge-geber mobil sekenceng-kencengnya. tapi sampai di bandara sebenernya ayah nyesel juga udah ngebut banget, karena ternyata kita belum telat dan (ngebut) tadi itu sebenarnya membahayakan keselamatan. pokoknya lain kali gak mau tancep gas ngebut lagi deh, santai saja, yang penting sampai di tujuan dengan selamat.
Menikmati perjalanan di Pesawat dari Jakarta menuju Jambi sangat menyenangkan. senangnya tentu saja karena kali ini Ayah mudik sudah dengan personil lengkap, membawa Bunda, juga Atila. di pesawat, Atilla cuma tidur aja sambil nenen. untungnya kamu ngga rewel, jadi Ayah dan Bunda juga tenang. sampai di bandara Jambi ternyata kita sudah dijemput sama Datuk. sepanjang jalan dari bandara menuju rumah Atilla dipangku sama Datuk, dan lagi-lagi, kamu tenang banget, diam memperhatikan suasana perjalanannya. kalau kata Datuk, kamu sedang menikmati perjalanan pulang ke tanah leluhur.
Suasana Jambi sudah pasti beda jauh dengan Bekasi. baik dari pemandangannya, kebiasaannya, bahasa dan lain-lainnya. mungkin kamu jadi sedikit bingung dengan perubahan suasana dari bekasi ke Jambi. di Jambi kamu disambut dengan suka cita, Nyai, Datuk, Makning, Makyu, Makte terlihat Senang banget karena kamu mudik. dirumah, kamu sudah ditunggu sama sepupu-supupu kamu. ada trio Zahroh-Misbah-Ambar, Muhammad dan Maryam. juga ada Makcik Diah dan Pakdo syahid yang membuat suasana dirumah bener-bener heboh. cuma Maryam aja yang ngga' heboh, dia yang paling kalem, nangis aja jarang.
Juaranya heboh adalah Muhammad. Di Jambi kamu kalah heboh sama Muhammad. padahal kalau di Bekasi kamu ngga' diem-diem amat, eh sampai di jambi kamu tiba-tiba jadi kalem banget. pokoknya ngga' ada rewel-rewelnya ga ada nangis-nangis heboh. kalem banget. dan itu yang bikin Nyai jadi kesengsem banget sama kamu. pasti deh selalu dibanding bandingin sama Muhammad yang emang heboh, padahal Nyai ngga' tau kalau di bekasi kamu juga ngga' kalah hebohnya dari Muhammad. belum lagi kalau di jambi kamu terlihat kinclong banget. istilah orang Jambi "putih melepuk" untuk menggambarkan putihnya kulit kamu dibanding yang lain. pasti dibilang kaya' bule lah, kaya' orang barat, ganteng dll. ayah bilang aja begini "ya iya lah.. siapa dulu ayahnya, buah kan ga jatuh jauh-jauh dari pohonnya. anak juga begitu, pasti ga jauh-jauh dari ayahnya. kalau anaknya ganteng, sudah pasti itu karena ayahnya ganteng" huehehe... dasar narsis. tapi dipikir-pikir jadi kasian juga sama Muhammad, selalu dibanding-bandingin sama kamu. untung dia masih kecil, belum ngerti, tapi kalau udah ngerti pasti sedih deh.
Keesok harinya, kita langsung plesiran deh mengunjungi sanak-saudara. target hari pertama ngga banyak-banyak, cuma lima rumah saja. pertama ke rumah TukCik Husin, TukCek Naima, Nyai Yu At, Tuk Baidi, dan terakhir Tuknga yan. di jambi emang panggilannya begitu. kedengarannya agak asing ya, ada cik, do, yu, te, nga dll. ntar didepannya tinggal ditambah aja, kalau dia abang, jadi bangte, bang cik dll. kalau dia kakak perempuan jadi mo' te, mo' yu dll. kalau dia paman atau bibi jadi wak te atau pak do, me' do, me' ning dll. kalau dia kakek atau nenek ya berarti tinggal ditambah tuk (datuk) dan nyai didepannya.
Di rumah TukNga Yan kamu ketemu temen deh. namanya Fathir. anaknya Makyu Maya alias cucunya TukNga Yan. sebenernya kamu (ayah-bunda) sudah pernah ketemu dia, tapi cuma di dunia maya alias di pesbuk, baru kali ini ketemu langsung. soal usia, kamu emang agak tua sedikit dari fathir, tapi kalau dari berat badan kaya'nya kamu kalah deh. nah itu dia kekurangan kamu. kamu kurang berat badan. di banding sama Muhammad apalagi, kamu kelihatan kecil, padahal muhammad cuma lebih tua sedikit juga dari kamu. badan kamu kecil karena memang berat badan kamu yang kurang, terakhir imunisasi juga sudah dikasih tau, kalau kamu kekurangan berat badan. mmm... sepertinya kamu harus lebih semangat buat nyusu, ditambah saat ini kamu sudah disuply tambahan sufor dan makan bubur dan buah-buahan. mudah-mudahan nanti ketika imunisasi lagi, ngga ada lagi masalah berat badan.
Oh ya, selain itu kamu juga kumpul dengan keluarga Datuk, rame juga anak kecilnya. tapi rata-rata usianya sudah diatas kamu semua sih. ada cerita lucu deh. anaknya TukCik Husin suka benget sama kamu. namanya Maghfiroh. pokoknya dia meu tukerin barang apa aja dirumahnya sama kamu. malah sampai-sampai ayah disuruh bawa pulang aja mobilnya, asal kamu ditinggal di rumahnya. haha lucu banget. terus sempat kumpul juga dengan keluarga besar Buyut (Nyai Mak) dirumahnya. buyut itu sayang banget sama Ayah. pokoknya sama cucu-cucu yang lain ayah spesial deh. mungkin karena ayah adalah cucu pertama. biasanya kalau ayah pulang ke jambi, pasti buyut selalu bikin acara makan bersama dirumahnya. kali ini juga begitu, makanan favoritnya adalah nasi minyak lauk kabab, itu semacam daging cincang yang dimasak didalam tomat yang masih bulat. uenak tenan pokoke.
Kita berada di jambi selama lima hari. hari ketiga sampai hari ke lima bener-bener maksimal deh silaturrahminya. total rumah sanak-saudara yang dikunjugin sekitar 25rumah. ayah bener-bener puas deh. puas karena sudah memperkenalkan Atilla ke orang-orang jambi. puas bisa kumpul dengan keluarga jambi, lengkap. puas dengan kehangatan sambutan orang-orang jambi. pokoknya puas..puas..dan puas. mudah-mudahan silaturrahmi ini terus terpelihara. ayah titip sama Atilla ya.. tolong jangan sampai putus silaturrahmi dengan keluarga Ayah, sayangi mereka seperti Atilla sayang sama ayah dan bunda, walaupun kita terpaut jarak yang jauh. dengan keluarga Bunda juga, pastinya. suatu hari nanti, walaupun ayah sudah tidak ada, ayah berharap silaturrahmi dengan keluarga tetap terjaga. itu pasti akan membuat ayah merasa bangga dan sangat bahagia.
Iedul Fitri 1431H ini menjadi lebih lengkap kebahagiaannya, lebih terasa keriangannya dan lebih ramai nuansanya. salah satu sebabnya tentu saja keberadaan Atilla yang membuat lebaran tahun ini menjadi berbeda. menyambut lebaran aja rasanya sudah excited banget, ditambah lagi rencana mudik ke Jambi dengan membawa Atilla, jadi tambah semangat deh lebarannya. mudik lebaran itu seperti sebuah rutinitas, buat kebanyakan orang dilakukan tiap tahun (tiap lebaran). tapi Ayah dan Bunda sudah membuat kesepakatan untuk merayakan lebaran bergantian, jika tahun ini di Jambi berarti tahun depan di Bekasi, begitu seterusnya. mudik itu tujuan utamanya untuk menyambung silaturrahmi dengan keluarga Ayah. karena selama ini kita tinggal di Bekasi, maka mudik ke Jambi buat Ayah sudah seperti sebuah keharusan. kalau di bekasi, ketika Ayah dan Bunda berbuat salah atau khilaf kepada Odung atau Ati kan bisa langsung minta maaf, karena setiap hari bertatap muka. tapi kalau dengan keluarga jambi kan ngga, sebab itulah mudik itu jadi penting buat Ayah. memang selain mudik, media telpon atau sms sudah sering digunakan untuk bersilaturrahmi, tapi tetap saja bertatap muka langsung itu menjadi sebuah keharusan buat Ayah. malah jika memungkinkan, Ayah kepingin sesering mungkin untuk mudik ke Jambi agar hubungan silaturrahmi dengan keluarga Ayah di Jambi tetap terjaga, dan mudah-mudahan itu juga dapat -setidaknya- menyenangkan hati kedua orang tua Ayah (Datuk & Nyai) amin
Okelah, Cerita lebaran kali ini kita mulai dari sholat 'ied. biasanya keluarga kita melaksanakan Sholat 'ied di lapangan dekat rumah. tapi tahun ini Ayah dan Bunda sholat 'ied di di komplek rumahnya Ayah Roy di Tambun. karena disana itu komplek baru, jadi sholat 'ied-nya pun jadi sholat 'ied yang pertama dilakukan disana. kebetulan Ayah dapat "tugas" disana. karena takut datang telat, akhirnya kita nginap malam takbiran di rumahnya Ayah Roy dan Bunda Nina. Alhamdulillah pelaksanaan sholat 'ied-nya berjalan dengan lancar. oh ya, Bunda sebenarnya ngga ikut sholat ied. Bunda menunggu di rumah saja menemani Atilla. setelah sholat ied kita sempat foto-foto dulu di depan rumahnya Ayah Roy. Ayah roy sekeluarga (sama Bunda Nina, Mba Fal dan Mba Kal) trus kita sekeluarga (Ayah, Bunda dan Atilla) bergantian saling difoto buat kenang-kenangan. terus kita segera pulang ke rumahnya Odung. Alhamdulillah tahun ini keluarga Odung bisa kumpul lengkap. Ayah Iyo, Ibu Rena dan Mba Raisha juga ada. sampai disana kita langsung bikin sungkeman sama Odung dan Ati. setelah sungkeman selesai, langsung deh menyantap makanan khas lebaran ala Ati; ketupat lebaran kuah opor ayam. nyam..nyam...nyam... lezaaat.
hari itu, kita sekeluarga besar rame-rame menuju ke Tangerang, rumahnya Mami. disana sudah kumpul seluruh keluarga Rikin. Keluarga Mami, terus keluarga Kelapa Gading (Mama Nana), Keluarga Ciputat (Keluarga Om Yaya), Cinere (Keluarga Om Tata), Kepu (Keluarga Om Pura dan Tante Idar) pokoknya lengkap deh semua. Sebenarnya kita dari bekasi sama-sama berangkat dengan 1 mobil, visto. biasanya sih muat masuk semua, tapi kali ini kaya'nya tu visto udah ga bisa nampung lagi sekaligus 12 Orang. akhirnya Ayah, Ayah Roy dan Ayah iyo turun di Tol Jati Bening, terus naik bis ke tangerang. untung aja kebetulan banget ada bis yang langsung bisa turun di depan kompleknya Mami. Pulang dari Tangerang, kita langsung menuju Pondok Kelapa, kerumahnya Wa' Utin. disana kita ngga' lama-lama karena sudah sore dan masih ada satu lagi tempat tujuan kita yaitu kediaman keluarga Ibu Rena di Depok.
Di Pondok Kelapa kita tukeran mobil, minjem mobilnya Mama Nana karena kapasitasnya lebih besar. jadi muat semua deh, g perlu ada yang naik bis lagi. dari Pondok Kelapa Menuju Depok, Bunda Rena sibuk nyari bakso atau mie ayam. tapi mungkin karena lebaran, banyak tempat makan yang tutup. kalaupun ada yang buka, sudah kehabisan. tapi setelah sampai di Depok akhirnya dapet juga baksonya, walaupun cuma bakso gerobak. alhamdulillah hari ini tercapai sudah makan bakso dan yang paling penting adalah tercapai sudah niat silaturrahmi dan bermaaf-maafan dengan keluarga besar Ati dan Odung. walaupun agak capek, tapi lega rasanya bisa memanfaaatkan waktu di hari lebaran ini dengan sebaik-baiknya.
Pulang dari Depok mata sudah ngantuk dan badan sudah letih. nikmat banget rasanya kalau sampai Bekasi langsung tidur. tapi ternyata hari ini belum berakhir. satu tugas masih menunggu di rumah yaitu packing barang-barang yang akan dibawa mudik ke Jambi esok pagi.