Atilla sudah memasuki usia 8 bulan. waktu terasa berjalan sangat cepat, tidak terasa ya, tau-tau kamu sudah 8 bulan aja. sebetulnya waktu berjalan begitu-begitu saja, tapi bagi kita yang kurang memperhatikan (menghargai) waktu, dia terasa seolah-olah berjalan sangat cepat, sehingga kita merasa seolah semuanya terjadi secara tiba-tiba, padahal sebenarnya kita yang melupakan proses yg terjadi didalam rentang waktu itu. masih teringat jelas moment-moment kehamilan bunda sampai kelahiran kamu, eh sekarang serasa tiba-tiba kamu sudah gede aja. sudah rajin merangkak kesana-kemari, berdiri-duduk sendiri dan memegang botol susu sendiri. Ocehannya juga sudah bervariasi, tidak lagi cuma "a..a..a.." saja, tapi sudah nya..nya..nya", "ne..ne..ne..", "pa..pa..pa.." dll.
Makannya Atilla tambah mantab, alhamdulillah. badan sih emang ngga' gede, tapi juga ngga' kurus koq. montok malah. mungkin karena faktor ASI juga, sampai hari ini Atilla masih mengkonsumsi ASI. malah tambah menjadi-jadi nenen-nya. wah kalo soal ini, bener-bener deh, kamu tu sekarang bunda-minded banget. begitu liat bunda langsung ngek-ngok (pura2 nangis gt) padahal sebelumnya biasa-biasa aja. begitu sama bunda langsung diem deh. uuhh ayah ngiri deh. tapi sayangnya kalo sama bunda kamu jadi ngga' mau yg lain selain ASI. makanan yg lain dicuekin aja jadinya. bubur, buah ngga' laku deh. pokoknya nenen! titik.!
Sekarang keliling-keliling komplek naik motor sebelum ayah berangkat kerja sudah menjadi kegiatan rutin kamu. kelihatnnya kamu senang dan menikmati kegiatan baru itu, soalnya ketika baru dinaikin ke motor aja kamu langsung senyum sumringah. waktu motornya sudah jalan, sesekali kamu teriak kegirangan. kadang-kadang walaupun sudah agak jauh dari rumah tapi kata Ati dan Bunda suara teriakan kamu masih terdengar sampai ke rumah. tapi senyum sumringah dan tawa kegirangan itu seolah lenyap begitu ayah dan bunda siap-siap pergi untuk bekerja. wajah kamu langsung tanpa ekspresi, disalimin kadang-kadang ngga mau, dan suka memalingkan wajah kalau kita ngucapin salam untuk pergi. entah karena kebetulan saja atau tidak, mungkin itu mencerminkan perasaan kamu. kamu ingin ditemani, diajak bermain, dilindungi dan tidak ingin ditinggalkan. untuk hal satu ini ayah cuma bisa menjawab "ayah juga ingin selalu bermain bersama, selalu menemani kamu, melindungi dan tidak meninggalkan kamu, tapi ayah punya kewajiban sebagai kepala rumah tangga yg memaksa ayah untuk tidak bisa selalu bersama kamu, jadi
maaf aja ya sayangku... ".
Ayah sekarang sudah terlatih ditinggal berdua saja sama kamu, sudah tidak panik. beberapa waktu yang lalu bunda pernah pergi dan menginap di kawasan puncak untuk kegiatan sekolahnya. karena kamu ngga' ikut sama bunda, jadi 2 hari itu kamu full bersama ayah dirumah. semua kegiatan yang berkaitan dengan kamu ayah kerjakan sendiri (kecuali membuat makan, sudah disiapin sama Ati). tapi untuk memandikan, nyuapin, menidurkan, ganti popok, bermain dan memberi susu kamu ayah lakukan semuanya sendiri. mau tau rasanya gimana? rasanya capek dan menyenangkan. disatu sisi memang melelahkan mengurusi segala seusatunya sendiri, tapi disisi lainnya sangat menyenangkan punya waktu yang banyak untuk bersama kamu, melihat kamu sejak membuka mata sampai tertidur kembali, melihat senyum dan tangis di wajah kamu, itu yang membuat rasa lelah itu sirna seketika.
Akhirnya ayah merasakan juga apa yg bunda rasakan selama ini, yaitu berkurangnya waktu tidur. selama ini kamu bener-bener rewel kalau ada bunda. bahkan kalau sedang rewel-rewelnya, bisa terbangun diwaktu malam hampir tiap setengah jam.
tapi bunda punya cara ampuh menenangkan kamu, cukup dikasih ASI, langsung deh tenang seketika. tapi sewaktu bunda tidak ada dirumah, saatnya tidur adalah saat-saat yang paling mendebarkan buat ayah. dag..digg...dug.. (lebay :P). dalam pikiran ayah udah bilang "wah.. ngga' bisa tidur ni" / "alamat begadang deh..." dll. ternyata eh ternyata, kenyataannya ngga seberat yang dibayangkan. selama sama ayah, kamu ngga' rewel-rewel amat. mungkin kamu tau kalau ayah ngga bisa kasih kamu ASI, jadi kamu cuek aja, "ngapain juga rewel ngga' ada hasilnya". begitu kira-kira yg ayah pikirkan tentang pikiran kamu.. jangan dipikir lagi kalimat itu, ribet.