Waktu kelahiran kamu sekarang tinggal dalam hitungan hari saja. kata Dokter, sebenarnya memasuki usia kandungan 37 minggu kamu sudah siap kapan saja untuk dilahirkan. hanya saja, waktu check-up terakhir posisi kamu belum masuk kedalam pinggul. itu artinya Bunda kamu harus sering jalan kaki untuk membantu membetulkan posisi kamu. waktu Dokter bilang Bunda kamu harus sering jalan kaki, eh Susternya nyeletuk "sering aja jalan ke mall". jiahhh... itu sarannya suster sama aja seperti membangunkan macan yang sedang tidur. padahal selama ini Ayah udah berusaha "nge-rem" hobby Bunda hang out ke mall, eh malah disaranin jalan-jalan ke mall. jadi kegirangan deh tu Bunda. hobby nya akan tersalurkan, dan Ayah tak kuasa mencegahnya.. huhu...
Entah karena "celetukan suster" itu, atau karena kebetulan saja. tiba-tiba ngidam Bunda -yang sempat reda beberapa waktu terakhir ini- kambuh lagi. pengen makan mie ayam di restoran croissant, pengen ke bekasi squere, pokoknya kalo ada waktu luang (libur) bawaannya pasti pengen jalan-jalan aja. tapi ya secara dokter memang menyarankan Bunda untuk sering jalan-jalan, jadinya ya Ayah turutin aja. walaupun Ayah yakin "jalan-jalan" yang sebenarnya dimaksud oleh dokter itu bukan ke mall. tapi olah raga. jalan pagi alias jogging. tapi bunda emang pinter banget. kalo pagi sabtu/minggu dia sengaja tidur lagi habis sholat subuh, biar jalan paginya kelewatan dan digantikan dengan jalan-jalan ke mall sore harinya. huhu... (lagi).
Kemaren Bunda sempat komplain ke Ayah. kata bunda, sekarang ayah jadi pemarah, suka emosi dll. ayah sih sebenernya ngga' ngerasa begitu. malah ayah blm pernah merasa marah yang bener-bener marah ke bunda. paling-paling kesel dikit aja, itu sih sering. tapi karena komplain bunda itu ayah jadi kepikiran juga. mungkin ada benarnya. kesel dikitnya Ayah itu mungkin udah dirasa seperti marahnya Ayah ke Bunda. maafin Ayah ya Bunda. sejujurnya kadang-karang Ayah memang susah untuk berterus terang kalau Ayah sedang marah. tapi percaya deh, marah-nya Ayah itu bukan emosi semata, tapi juga kasih sayang. inilah seninya berumah tangga. saling mengingatkan, mengkritisi dan mengisi apa saja yang kurang dari pasangan kita.
Suatu hari nanti, ketika kamu sudah cukup usia untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ayah bertekad untuk jadi orang tua yang tidak anti kritik. Ayah malah akan berterima kasih, jika suatu saat kamu dapat membetulkan apa-apa yang salah dari diri ayah. Ayah tentu saja akan tegas dalam beberapa hal, terutama dalam urusan keyakinan (agama). tapi dalam masalah lain, Insya Allah ayah akan fleksibel dan bersedia menerima masukan dari siapa saja termasuk dari kamu dan Bunda, selama masukan / kritik tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kejujuran. kebenaran adalah cahaya bagi jiwa kita, dan kejujuran akan senantiasa membimbing kita agar tetap ternaungi oleh cahaya tersebut.
Kembali tentang detik-detik menjelang kelahiran kamu. pokoknya sekarang tinggal menghitung hari. walaupun sudah hapal hari-harinya, senin, selasa, rabu.. bla..bla... tp tetap saja dihitung. excited, antusias atau apa lah namanya. persis lagunya KD:
"Menghitung hari
Detik demi detik
Masa ku nanti apa kan ada
jalan cerita kisah yang panjang
Menghitung hari..."